Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2019

Eksotisme Candi Belahan

Gambar
Indonesia merupakan bangsa besar yang memiliki beragam warisan budaya yang kaya raya. Salah satu jejak peninggalan tingginya peradaban Indonesia di masa lampau ialah candi. Ada banyak candi yang hingga saat ini masih dapat disaksikan sebagai saksi bisu keberadaan kerajaan-kerajaan nusantara, salah satunya adalah candi Belahan.   Candi Belahan merupakan salah situs terpenting peninggalan raja Airlangga dari kerajaan Kahuripan yang bebrasal dari abad ke-11. Masyarakat sekitar mengenal candi Belahan dengan nama Sumber Tetek, penamaan ini didasarkan oleh adanya dua arca dewi yang mengeluarkan air dari payudaranya (tetek). Candi Belahan terletak di desa terpencil di sisi timur gunung Penanggungan. Secara administrasi, candi bersejarah ini masuk dalam kawasan Desa Wonosuryo, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Menurut catatan sejarah masa kedinastian di Indonesia, Candi Belahan merupakan bangunan cagar budaya peninggalan raja Airlangga yang termasyur di Jawa

Kumpulan Perhiasan Dari Aceh

Gambar
Aceh adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di ujung barat pulau Sumatra. Aceh sangat kaya akan sejarah dan peradaban masa lalu. Pada masa kerajaan/kesultanan Aceh pernah menjadi penguasa di Selat Malaka, tidak heran berbagai macam kebudayaan luar berdatangan ke Aceh dan mempengaruhi kebudayaan Aceh. Sampai saat ini kita masih bisa menyaksikan berbagai macam peninggalan kebudayaan Aceh, salah satunya adalah perhiasan. Perhiasan pada zaman dulu merupakan barang mewah dan hanya dikoleksi dan dimiliki oleh orang-orang tertentu saja seperti kaum bangsawan. Berikut beberapa perhiasan yang digunnakan oleh masyarakat Aceh di sekitar abad ke-18 sampai abad ke-19 Masehi. Wadah dan kalung jimat untuk anak-anak (ajemuat, bieng meuih). Perhiasan ini dianggap mampu melindungi anak-anak dari makhluk gaib (jin) atau roh jahat. Benda antik ini berasal dari abad ke-18 sampai abad ke-19 Masehi. Kalung dengan hiasan gantungan berbentuk koin. Kalung ini terbuat dari em

Sejarah Bangsa Indonesia Dari Era Kerajaan Sampai Era Republik di Museum Sejarah Nasional Part I

Gambar
Museum Sejarah Nasional di bagian cawan Tugu Monas (Monumen Nasional). Ruang museum Sejarah Nasional terletak tiga meter di bawah permukaan halaman tugu. Ruang tersebut berukuran 80 meter x 80 meter. Batu marmer melapisi dinding dan lantai museum. Di dalam museum terdapat 51 jendela peragaan (diorama) yang mengabadikan sejarah sejak zaman kehidupan nenek moyang bangsa Indonesia (masa kerajaan), masa perjuangan mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan bangsa Indonesia, hingga masa pembangunan di zaman Orde Baru. Berikut dioramanya: Bandar Sriwijaya (Palembang), abad ke-7. Terletak pada jalur pelayaran antara Indonesia, Cina dan India, berperan penting dalam kegiatan perdagangan sehingga menguntungkan bagi kerajaan Sriwijaya. Kapal-kapal asing banyak berlabuh dan pendeta-pendeta Budha dari Cina sering singgah dan menetap untuk waktu yang lama mempelajari agama Budha. Bandar Sriwijaya akhirnya berkembang menjadi pusat niaga dan budaya. Candi Borobudur, 824 Masehi . D

Indahnya Mahkota Kerajaan Sunda

Gambar
  Mahkota Kerajaan Sunda (@tereuh_siliwangi) Kerajaan Sunda merupakan kerajaan terkenal di Nusantara yang berpusat di daerah Jawa Barat. Keberadaaanya dapat disejajarkan dengan kerajaan seperti Majapahit atau Sriwijaya. Pada masanya, kerajaan ini merupakan kerajaan besar yang disegani, dengan rajanya yang terkenal Sri Baduga Maharaja atau Prabu Siliwangi. Beberapa peninggalan dari kerajaan Sunda masih kita bisa saksikan sampai saat ini, salah satunya adalah mahkota kerajaannya. Mahkota kerajaan Sunda atau lebih dikenal dengan nama mahkota Binokasih Pake digunakan oleh raja-raja Sunda (Galuh-Pajajaran-Sumedang Larang). Mahkota ini terbuat dari emas dan bagian dalamnya berlapis beludru. Bentuknya meniru Mahkota Batara Indra seperti yang tergambarkan dalam pewayangan. Puncak mahkota dihias sejenis stupa berbentuk kuncup bunga teratai. Permukaan atas dihiasi motif tumpal dan suluran serta hiasan tumpal berbentuk daun, sedang kain bagian bawah dibuat hiasan terawangan bermot

Pameran Batik di Museum Tekstil Queen Sirikit Bangkok

Gambar
Thailand tengah memamerkan berbagai macam motif Batik yang dibawa oleh Raja Chulalongkorn yang bergelar Rama V ke Siam (Thailand) pada abad ke-19. Pertukaran budaya antara Indonesia dan Thailand telah berlangsung sejak abad ke-8 pada masa Sriwijaya, berlanjut di abad ke-14 pada masa Majapahit dan hubungan baik antara kedua negara berlangsung sampai saat ini.   Putri Maha Chakri Shirindorn tengah melihat koleksi pameran (@royalworldthailand) Pada abad ke-19 Raja Chulalongkorn mengunjungi Indonesia sebanyak 3 kali, masing-masing pada tahun 1871, 1896, dan 1901. Pada setiap kunjungannya, Raja Chulangkorn membawa berbagai macam kain dan artefak dari Indonesia. Salah satu kain yang dibawanya adalah kain Batik yang ia bawa dari pulau Jawa. Raja Chulalongkorn sangat tertarik dengan kain Batik dan mengoleksi berbagai macam motif kain Batik yang ia temui di pulau Jawa. Koleksi Batik sang Raja menjadi barang berharga di istana Siam (Thailand).  Salah satu koleksi Pameran, pakai