Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2019

Arca Narashima yang Langka

Gambar
  Arca Narashima dari Candi Ijo (@cagarbudaya.id) Arca Narasimha yang ditemukan di Candi Ijo, Sambirejo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta, pada tahun 1975. Arca Narashima merupakan arca yang sangat langka, bahkan satu-satunya jenis arca penjelmaan (avatara) Dewa Wisnu yang ditemukan di Yogyakarta bahkan Indonesia. Arca ini menggambarkan figur manusia berkepala singa (Narasimha) dalam posisi menghimpit dan membelah dada musuh. Adegan yang digambarkan merupakan bagian cerita Narasimhaavatara, yang menggambarkan penjelmaan Dewa Wisnu sebagai manusia berkepala singa (narashima) dalam upaya untuk membebaskan dunia dan umat manusia dari kekejaman Raja Hiranyakasipu. Raja ini mendapat anuregah dari Dewa Brahma berupa kekebalan tidak dapat dibunuh, baik oleh dewa, manusia maupun binatang, pada malam atau siang hari, dan di dalam atau di luar rumah. Kesaktian tersebut membuat Hiranyakasipu sombong dan ingin menguasai dunia. Akhirnya Wisnu menjelma menjadi Narasimha dan berhasil m

Harta Pusaka Indonesia di Thailand

Gambar
  Arca Ganesha dari Singasari (@ninichbrln) Raja Chulalongkorn pada abad ke-19 mengunjungi Indonesia sebanyak tiga kali, masing-masing pada tahun 1871, 1896, dan 1901. Pada setiap kunjungannya, Raja Chulalongkorn membawa berbagai macam kain Batik dan artefak yang berupa arca dan relief Candi. Artefak-artefak tersebut berjumlah 8 gerobak yang merupakan hadiah untuk sang Raja. Artefak tersebut diambil dari beberapa Candi di Jawa Tengah dan Jawa Timur seperti candi Borobudur, Prambanan, Singasari, dll. Artefak-artefak tersebut saat ini tersimpan di Museum Nasional Bangkok, Grand Palace dan Wat Phra Keaw.  Arca Ganesha diaptit oleh sepasang Ganesha yang lebih kecil, IG: @taonews Arca Ganesha yang berasal dari kerajaan Singasari, Malang, Jawa Timur. Seperti halnya dengan arca era Singasari, arca ini sangat halus dan memiliki seni ukir yang sangat indah dan detail. Arca ini menggunakan perhiasan dan pakaian seperti arca Ganesha Singasari lainnya di Jawa Timur.  Relief Apsar

Arca Budha Tertua di Indonesia

Gambar
Tahukah anda dimana tempat ditemukannya arca Budha tertua di Indonesia? Jika anda menjawab di pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan atau Bali maka jawaban anda salah! Arca Budha tertua di Indonesia ditemukan di pulau Sulawesi. Arca perunggu ini diperkirakan sebagai Budha Dipankara yaitu Dewa pelindung dalam agama Budha. Arca ditemukan di muara sungai Sampaga, Desa Sikendeng, Mamuju, Sulawesi Barat pada tahun 1921. berdasarkan ciri-ciri ikonografinya patung budha ini bergaya Seni Amarawati , yang terkenal di abad ke-2 hingga Abad ke-5  Masehi, yang berada di kota Amarawati, di daerah aliran Sungai Kitsna, India selatan Bagian Timur. Para ahli sejarah meyakini bahwa arca ini merupakan barang dagangan, atau dapat pula sebagai barang persembahan untuk suatu wihara atau bangunan suci agama Budha dimasa itu. Banyak rute yang dilewati oleh para pegadang untuk menuju Indonesia terutama Indonesia bagian timur. Para pedagang India misalnya, menurut Bambang Budi Utomo dalam Warisan Bahari

Garudeya dan Sejarah Bangsa Indonesia

Gambar
Pada bagian kaki Candi Kidal terpahatkan 3 buah relief indah yang menggambarkan cerita legenda Garudeya (Garuda) yaitu kisah sang Garuda membebaskan ibunya dari perbudakan. Candi Kidal dibangun sebagai bentuk penghormatan kepada Raja Anusapati. Candi ini dibangun agar Sang Raja mendapat kemuliaan sebagai Syiwa. Candi Kidal dibangun pada 1248 M, setelah upacara pemakaman 'Cradha' untuk Anusapati. Relief Garudeya pada tubuh candi Kidal diperkirakan sebagai amanat dari Raja Anusapati. Amanat ini muncul karena keinginan besar Anusapati untuk meruwat ibunya, Kendedes. Kisah Garudeya tertuang dalam tiga panil yang terpahat pada kaki candi. Ketiga panil Garudeya tersebut dipahat pada pilaster (tiang semu) bagian tengah batur candi Kidal. tepat pada sisi Selatan, Timur dan Utara.   Relief pertama, Garuda tengah melayani 3 ekor ular naga (laurentiadewi.com) Kisah Garudeya secara singkat adalah dimulai dari kisah persaingan antara kedua istri resi Kasyapa yan