Kerajaan Melayu Salah Satu Kerajaan Awal di Sumatera
Salah satu candi di Kompleks candi Muaro Jambi (Republika.co.id)
Kerajaan
Melayu merupakan salah satu kerajaan yang pernah berdiri di Swarnadwipa atau
Swarnabhumi (Pulau Sumatera). Kerajaan ini berpusat di tepian Sungai Batanghari
di Jambi kemudian berpindah ke hulu Sungai Batanghari di Dharmasraya dan berpindah lagi ke Pagaruyung. Kerajaan
ini diperkirakan telah berdiri sejak abad ke-4 Masehi.
Berdasarkan
kisah perjalan I-Tsing seorang Sami Budha dari Cina menuturkan bahwa pada tahun
685 kerajaan Melayu ini telah takluk dibawah kerajaan Sriwijaya. Hal ini
diperkuat dengan berita lain mengenai penaklukan Sriwijaya atas kerajaan Melayuyang
berasal dari T'ang-Hui-Yao yang disusun oleh Wang p'u pada tahun 961, kerajaan
Melayu mengirimkan utusan ke Cina pada tahun 645 untuk pertama kalinya, namun
setelah munculnya Sriwijaya sekitar 670, kerajaan Melayu tidak ada lagi
mengirimkan utusan ke Cina.
Setelah
kekuatan Sriwijaya melemah, Kerajaan Melayu takluk dibawah Kerajaan Singhasari
dari Bhumi Jawa. Penaklukan ini dilakukan melalui ekpspedisi Pamalayu pada tahun
1275, ekspedisi ini bertujuan untuk menaklukkan Kerajaan Melayu. Hal ini
diperkuat dengan adanya Arca Amoghapasha yang diberikan oleh Raja dari Bhumi
Jawa yaitu Kertanegara dari Singhasari untuk raja Melayu yaitu Srimat
Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa dan masyarakat Malayapura di Swarnadwipa
(Sumatera). Selang beberapa tahun berdasarkan kitab Negarakertagama kerajaan
Melayu menjadi salah satu kerajaan yang dikuasai oleh Majapahit.
Kontroversi dari
Lokasi Pusat kerajaan Melayu
Ada
2 lokasi yang dipercaya sebagai pusat kerajaan Melayu yaitu Jambi dan
Dharmasraya. Berdasarkan berita yang dituturkan oleh I-Tsing, pusat kerajaan
Melayu berlokasi di tengah Pelayaran antara Kedah dan Sriwijaya. Dari berita
ini dapat dipastikan bahwa Melayu terletak di utara Sriwijaya dan Selatan
Kedah. Daerah tersebut merujuk ke daerah Jambi modern.
Hampir
semua ahli sejarah sepakat bahwa negeri Melayu berlokasi di hulu sungai Batang
Hari (Dharmasraya), hal ini diperkuat dengan prasasti Padangroco yang
bertahunkan 1208 Saka (1286 M) yang ditemukan di Padangroco, hulu sungai
Batanghari, Dharmasraya. Prasasti tersebut menyebutkan bahwa arca Amoghapasha
yang beralaskan prasasti Padangroco merupakan hadiah dari Raja Kertanegara
untuk raja Melayu.
Prof. Slamet Muljana berpendapat, istilah Malayu
berasal dari kata Malaya yang dalam bahasa Sanskerta bermakna “bukit”. Nama
sebuah kerajaan biasanya merujuk pada nama ibu kotanya. Oleh karena itu, ia
tidak setuju apabila istana Malayu terletak di Kota Jambi, karena daerah itu
merupakan dataran rendah. Menurutnya, pelabuhan Malayu memang terletak di Kota
Jambi, tetapi istananya terletak di pedalaman yang tanahnya agak tinggi. Dan
menurut prasasti Tanjore yang dikeluarkan oleh Rajendra Chola I bertarikh 1030,
menyebutkan bahwa ibu kota kerajaan Melayu dilindungi oleh benteng-benteng dan
terletak di atas bukit.
Berita mengenai
Kerajaan Melayu
Berita
mengenai keberadaan kerajaan Melayu didapat melalui 2 sumber yaitu sumber luar
negeri dan sumber dalam negeri. Sumber dalam negeri berupa berita dari pendeta
dari Cina, Timur Tengah dan Eropa sedangkan dari dalam negeri berupa
kitab-kitab maupun prasasti yang ada di Sumatera maupun Jawa.
Berita Dari Luar Negeri
Berita
tentang kerajaan Melayu antara lain diketahui dari dua buah buku karya Pendeta
I-Tsing (634-713), yang termasyhur yaitu Nan-hai Chi-kuei Nei-fa Chuan (Catatan
Ajaran Buddha yang dikirimkan dari Laut Selatan) serta Ta-T’ang Hsi-yu Ch’iu-fa
Kao-seng Chuan (Catatan Pendeta-pendeta yang menuntut ilmu di India zaman
Dinasti Tang) dalam pelayarannya dari Cina ke India tahun 671, singgah di
Sriwijaya enam bulan lamanya untuk mempelajari Sabdawidya, dan menerjemahkan
naskah-naskah Buddha dari bahasa Sanskerta ke bahasa Tionghoa. I-Tsing
menuturkan dalam pelayarannya dari Kanton (Cina) tahun 671 sebagai berikut:
“Ketika
angin timur laut mulai bertiup, kami berlayar meninggalkan Kanton menuju
selatan. Setelah lebih kurang dua puluh hari berlayar, kami sampai di negeri
Sriwijaya. Di sana saya berdiam selama enam bulan untuk belajar Sabdawidya. Sri
Baginda sangat baik kepada saya. Dia menolong mengirimkan saya ke negeri Malayu, di mana saya singgah
selama dua bulan. Kemudian saya kembali meneruskan pelayaran ke Kedah. Berlayar
dari Kedah menuju utara lebih dari sepuluh hari, kami sampai di Kepulauan Orang
Telanjang (Nikobar). Dari sini berlayar ke arah barat laut selama setengah
bulan, lalu kami sampai di Tamralipti (pantai timur India)”
Salah satu candi di kompleks candi Muaro Jambi (BuddhaZine.com)
Pada tahun
685 M I-Tsing menceritakan tentang perjalanan pulangnya dari India sebagai
berikut:
“Tamralipti
adalah tempat kami naik kapal jika akan kembali ke Cina. Berlayar dari sini
menuju tenggara, dalam dua bulan kami sampai di Kedah. Tempat ini sekarang
menjadi kepunyaan Sriwijaya. Saat kapal tiba adalah bulan pertama atau kedua.Kami
tinggal di Kedah sampai musim dingin, lalu naik kapal ke arah selatan. Setelah
kira-kira sebulan, kami sampai di negeri
Malayu, yang sekarang menjadi bagian Sriwijaya. Kapal-kapal umumnya juga
tiba pada bulan pertama atau kedua. Kapal-kapal itu senantiasa tinggal di Malayu sampai pertengahan musim panas,
lalu mereka berlayar ke arah utara, dan mencapai Kanton dalam waktu sebulan.”
Berita lain
mengenai kerajaan Melayu berasal dari T'ang-Hui-Yao yang disusun oleh Wang p'u
pada tahun 961, kerajaan Melayu mengirimkan utusan ke Cina pada tahun 645 untuk
pertama kalinya, namun setelah munculnya Sriwijaya sekitar 670, kerajaan Melayu
tidak ada lagi mengirimkan utusan ke Cina.
Berita Dalam Negeri
Berita dalam negeri mengenai kerajaan Melayu terdapat dari berbagai macam kitab kuno dan prasasti yang terdapat di kepulauan Indonesia terutama Jawa dan Sumatera. Berikut beberapa Kitab Kuno dan Prasasti yang berkaitan dengan kerajaan Melayu.
Kitab-kitab Jawa Kuno
Selain adanya berita mengenai kerajaan Melayu melalui kitab-kitab Jawa kuno dan kisah perjalanan orang asing di Melayu, terdapat juga Candi, Arca dan Prasasti yang ditinggalkan oleh kerajaan Melayu. Peninggalan ini menunjukkan eksistensi dari kerajaan Melayu serta sebagai bukti bahwa kerajaan Melayu merupakan salah satu kerajaan besar pada zamannya. Berikut beberapa Candi, Arca dan Prasasti peninggalan kerajaan Melayu:
Kitab-kitab Jawa Kuno
Pada abad ke-14 dalam kitab Jawa Kuno Negarakertagama pada pupuh ke 13 menyebut kerajaan
Melayu yaitu:
- Terperinci pulau Negara bawahan, paling dulu M’layu, Jambi, Palembang, Toba dan Darmasraya pun ikut juga disebut Daerah Kandis, Kahwas, Minangkabau, Siak, Rokan, Kampar dan Pane.
- Lwas dengan Samudra serta Lamuri, Batan, Lampung dan juga Barus. Itulah terutama Negara-negara melayu yang telah tunduk. Negara-negara di Pulau Tanjungnegara; Kapuas-Katingan, Sampit, Kota Lingga, Kota Waringin, Sambas, Lawai ikut tersebut.
Kitab
Paraton menceritakan tentang puteri dari negeri Melayu (Sumatera) yang
dibawa ke Bhumi Jawa. Berikut salah satu isi dari Kitab Pararaton.
"Aksara sapuluh dina teka kang andon saking malayu, olih putri roro, kang sawiji ginawe binihaji denira Raden Wijaya, aran Raden Dara Petak: kang atuha arab Dara Jingga alaki dewa apuputra ratu ing Malayu, aran Tuhan janaka, kasir-kasir warmadewa, bhiseka Siraji Mantrolot. Tunggul Pamalayu lan Patumapel : Saka-rsi- sanga-samadhi: 1197”Artinya :
Sekitar sepuluh hari kedatangan rombongan yang bertugas ke Malayu, diperoleh dua orang putri, seorang bernama Dara Petak, ia diperisteri oleh Raden Wijaya, putri tua bernama Dara Jingga bersuamikan dewa (manti) anaknya menjadi raja di Malayu. Diberi nama Tuhan Janaka, masih bersaudara dengan Sri Warmadewa; gelarnya Aji Mantolot. Peristiwa Pamalayu dan Patumapel bersamaan tahun saka; pendeta-sambilan-samadi, 1197 (Machi Suhadi, 1990;230)Candi, Arca dan Prasasti di Melayu (Sumatera)
Selain adanya berita mengenai kerajaan Melayu melalui kitab-kitab Jawa kuno dan kisah perjalanan orang asing di Melayu, terdapat juga Candi, Arca dan Prasasti yang ditinggalkan oleh kerajaan Melayu. Peninggalan ini menunjukkan eksistensi dari kerajaan Melayu serta sebagai bukti bahwa kerajaan Melayu merupakan salah satu kerajaan besar pada zamannya. Berikut beberapa Candi, Arca dan Prasasti peninggalan kerajaan Melayu:
Kompleks
Candi Muaro Jambi
Kompleks Candi
Muaro Jambi merupakan kompleks candi terbesar di Indonesia dan terbesar kedua
di Asia Tenggara setelah kompleks candi Angkor di Kamboja. Kompleks candi Muaro
Jambi membentang seluas 12 KM dan panjang lebih dari 7 KM ditepian sungai
Batanghari. Di dalam kompleks tersebut tidak hanya terdapat candi tetapi juga
ditemukan parit atau kanal kuno buatan manusia, kolam tempat penammpungan air
serta gundukan tanah yang di dalamnya terdapat struktur bata kuno. Dalam
kompleks tersebut minimal terdapat 85 buah menapo yang saat ini masih dimiliki
oleh penduduk setempat. Selain tinggalan yang berupa bangunan, dalam kompleks
tersebut juga ditemukan arca prajnaparamita, dwarapala, gajahsimha, umpak batu,
lumpang/lesung batu. Gong perunggu dengan tulisan Cina, mantra Buddhis yang
ditulis pada kertas emas, keramik asing, tembikar, belanga besar dari perunggu,
mata uang Cina, manik-manik, bata-bata bertulis, bergambar dan bertanda,
fragmen pecahan arca batu, batu mulia serta fragmen besi dan perunggu. Selain
candi pada kompleks tersebut juga ditemukan gundukan tanah (gunung kecil) yang
juga buatan manusia. Oleh masyarakat setempat gunung kecil tersebut disebut sebagai
Bukit Sengalo atau Candi Bukit Perak. Candi ini merupakan peninggalan
Hindu-Budha. Kompleks candi Muaro Jambi pada zaman kejayaan kerajaan Melayu dan Kerajaan Sriwijaya merupakan Universitas atau kampus Budha terbesar di Asia Tenggara dan salah satu yang terbesar di Asi bersama Universitas Nalanda di India.
warnainfo.co.id
·
Kompleks
candi Padang Roco.
Kompleks candi
Padang Roco terletak di Kabupaten Dharmasraya,Sumatera Barat. Kompleks
Percandian Padang Roco terdiri dari 3 (tiga) buah bangunan yang berupa 1 (satu)
candi induk dan 2 (dua) candi perwara. Selanjutnya disebut candi I (induk),
candi II , dan candi III. Selain candi, di kawasan Candi Padang Roco ditemukan
adanya parit keliling candi serta temuan keramik dari berbagai masa.
·
Arca
Amoghapasha
Arca Amoghapasha merupakan patung batu pāduka
Amoghapāśa sebagai salah satu perwujudan Lokeswara sebagaimana disebut pada
prasasti Padang Roco. Arca ini ini merupakan hadiah dari raja Kertanegara dari
Bhumi Jawa untuk raja Melayu di Malayapura di pulau Swarnadwipa (Sumatera). Arca
Amoghapasha beralaskan prasasti Padang Roco dan dibelakang Arca terdapat
prasasti Amoghapasha.
Arca Amoghapasha dengan alasnya prasasti Padang Roco. Dibelakang patung ini terdapat prasasti Amoghapasha.
Beikut isi dari prasasti Padang Roco yang berangka tahun 1208
Saka (1286 M) berbunyi :
- Bahagia ! Pada tahun Śaka 1208, bulan Bādrawāda, hari pertama bulan naik, hari Māwulu wāge, hari Kamis, Wuku Madaṇkungan, letak raja bintang di baratdaya ...
- .... tatkalai itulah arca paduka Amogapasa lokeśwara dengan empat belas pengikut serta tujuh ratna permata di bawa dari Bhūmi Jāwa (Pulau Jawa) ke Swarnnabhūmi (Pulau Sumatera), supaya ditegakkan di Dharmmāśraya,
- sebagai hadiah Śrī Wiśwarūpa Kumāra. Untuk tujuan tersebut pāduka Śrī Mahārājādhirāja Kṛtanagara Wikrama Dharmmottunggadewa memerintahkan rakryān mahā-mantri Dyah Adwayabrahma, rakryān śirīkan Dyah Sugatabrahma dan
- samagat payānan hań Dīpankaradāsa, rakryān damun Pu Wīra untuk menghantarkan pāduka Amoghapāśa. Semoga hadiah itu membuat gembira segenap rakyat di Bhūmi Mālayu, termasuk brāhmaṇa, ksatrya, waiśa, sūdra dan terutama pusat segenap para āryya, Śrī Mahārāja Śrīmat Tribhuwanarāja Mauliwarmmadewa.
Prasasti Amoghapasha yang terdapat dibekang Arca ditulis oleh
Adityawarman pada tahun 1347 sebagai penguasa baru Bhumi Malayu. Berikut beberapa penggalan dari isi Prasasti Amoghapasha:
"Patung yang berdiri ditempat pemujaan Buddha
(Jina) ini adalah Tuan yang Mulia Amoghapasa sebagai sinar Udaya (Matahari
terbit) yang indah. Dengan tangan (kekuasaan) [...] yang setuju dengan
kebenaran, mereka yang telah mencapai ketenaran dengan menaklukkan musuh-musuh
kerajaan, yang memiliki penampilan bagaikan seperti anak panah Tuhan, demi
kemenangan tertinggi untuk Malayapura, yang berpengalaman dalam segala hal,
yang unggul dan diberkahi dengan banyak kebajikan, Dia adalah deva-tuhan, para
(patih) raja muda".
Patung
Bhairawan
Arca ini
menggambarkan "Bhairawa", suatu dewa-raksasa dalam aliran sinkretisme
Tantrayana, yaitu pengejawantahan Siwa sekaligus Buddha sebagai raksasa yang
menakutkan. Arca ini dikaitkan sebagai perwujudan Raja Adityawarman karena ia
adalah penganut Buddha aliran Tantrayana Kalachakra. Patung batu raksasa ini
berukuran tinggi 4,41 meter dan berat 4 ton dan terbuat dari batu andesit.
Bhairawa digambarkan sebagai raksasa mengerikan sebagai perwujudan hasrat
negatif, serta merupakan perwujudan Siwa sekaligus Buddha dalam aliran
Tantrayana. Arca Bhairawa ini memiliki dua tangan, tangan kiri memegang mangkuk
dari tengkorak manusia berisi darah manusia dan tangan kanan membawa pisau
belati. Penggambaran Bhairawa membawa pisau konon untuk menunjukkan upacara
ritual Matsya atau Mamsa. Membawa mangkuk itu untuk menampung darah dalam
upacara meminum darah.
badailautselatan.com
Prasasti Suroaso I
Prasasti Suruaso yang beraksara Melayu menyebutkan Adityawarman menyelesaikan pembangunan selokan untuk mengairi taman Nandana Sri Surawasa yang senantiasa kaya akan padi yang sebelumnya dibuat oleh pamannya yaitu Akarendrawarman yang menjadi raja sebelumnya.
Prasasti Batu Sangkar
Prasasti Batu Sangkar disebutkan Ananggawarman sebagai yuvaraja melakukan ritual ajaran Tantris dari agama Buddha yang disebut hevajra yaitu upacara peralihan kekuasaan dari Adityawarman kepada putra mahkotanya, hal ini dapat dikaitkan dengan kronik Tiongkok tahun 1377 tentang adanya utusan San-fo-ts'i kepada Kaisar Cina yang meminta permohonan pengakuan sebagai penguasa pada kawasan San-fo-ts'i.

Prasasti Batu Sangkar (wikimedia.org)
Prasasti Batu Basurek (Pagaruyung I)
Prasasti ini ditulis dalam bahasa Sansekerta dan bahasa Melayu Kuno, berangka tahun dalam bentuk candrasengkala pada baris ke-19 Wasur mmumibhuja stjalam, 1278 Çaka atau tahun 1357 M. Prasasti ini terdiri dari 19 baris tulisan yang menyatakan Adityawarman bergelar Sri Maharaja Diraja. Berikut isi dari Prasasti Batu Basurek:
Batu Basurek ini berasal dari Ponggongan, kemudian ditempatkan diPagaruyung. Prasasti ini dipahatkan pada sebuah batu berbentuk segi-4 tediri dari dua baris tulisan yang berbunyi:
Prasasti Ombilin
Prasasti Ombilin terletak di Ombilin, di tepian Danau Singkarak. Prasasti ini ditulis sendiri oleh Adityawarman. Prasasti ini telah patah sebelah atas,sehingga tinggal hanya 9 baris. Prasasti ini menyebutkan bahwa, "Ia (Adityawarman) mempunyai sifat sebagai matahari yang membakar orang jahat dan menolong orang yang baik”. Dan pada bagian terakhir prasasti itu dibunyikan :
Mengingat begitu mudahnya Adityawarman menjadi raja di Melayu, seharusnya prasasti Ombilin ini ditafsirkan dengan:
Prasasti Baturajo
Prasti Baturajo merupakan peninggalan raja Malayapura yaitu Adityawarman yang berbunyi:
Om Mamla
Dengan ikhlas
Putra Adwayawarman, penguasa bumi emas (Swranabhumi)
Dia yang telah menerima hasil dari jasanya
Yang teguh dan penuh dengan belas kasih, yang sabar dan menenangkan
Yang murah hati bagaikan kalpataru yang memenuhi semua keinginan
Adityawarman raja dari keluarga Indra
Reinkarnasi dari Sri Lokeswara
Dewa yang penuh cinta kasih.
Putra Adwayawarman, penguasa bumi emas (Swranabhumi)
Dia yang telah menerima hasil dari jasanya
Yang teguh dan penuh dengan belas kasih, yang sabar dan menenangkan
Yang murah hati bagaikan kalpataru yang memenuhi semua keinginan
Adityawarman raja dari keluarga Indra
Reinkarnasi dari Sri Lokeswara
Dewa yang penuh cinta kasih.
Prasasti Batu Basurek (Pagaruyung I)
Prasasti ini ditulis dalam bahasa Sansekerta dan bahasa Melayu Kuno, berangka tahun dalam bentuk candrasengkala pada baris ke-19 Wasur mmumibhuja stjalam, 1278 Çaka atau tahun 1357 M. Prasasti ini terdiri dari 19 baris tulisan yang menyatakan Adityawarman bergelar Sri Maharaja Diraja. Berikut isi dari Prasasti Batu Basurek:
"Adityawarman adalah raja besar yang arif bijaksana. Ia bergelar Maharaja
Diraja, sebagai permata dari keluarga Dharmaraja. Kerajaannya disebut
di Suwarnadwipa. Ia mendirikan sebuah bangunan bihara lengkap dengan
segala sarana yang dibutuhkan orang. Ia pun dinobatkan sebagai Sang
Budha yang luhur, kokoh dan kuat (Sutathagata bajradhaiya)".
Prasasti Pagaruyung II
Prasasti Pagaruyung II dalam keadaan terpotong menjadi dua terdiri dari 14 baris,
sedangkan baris ke-9 dan ke-10 hilang. Pada bagian atas tulisan terdapat
hiasan sejenis kala. Pada baris ke-14 menyebutkan nama Adityawarman.
Batu basurek ini transkripsi belum diterbitkan dan tulisannya telah
kabur, sehingga sulit dibaca.
Prasasti Pagaruyung III
Berikut isi dari Prasasti Pagaruyung III
"Dware rase bhuje rupe, gatau warsasca Kartike, suklah pancatisthis some, bsjrendra"
Artinya:
Pada tahun saka 1269 (1346 M) yang telah lalu, pada bulan Kartika, bagian bulan terang, pada hari kelima, Senin, wajra, Yoga, Indra Bajra"
Prasasti Pgaruyung IV
Prasasti ini dalam keadaan terpotong menjadi dua terdiri dari 14 baris,
sedangkan baris ke-9 dan ke-10 hilang. Pada bagian atas tulisan terdapat
hiasan sejenis kala. Pada baris ke-14 menyebutkan nama Adityawarman.
Batu basurek ini transkripsi belum diterbitkan dan tulisannya telah
kabur, sehingga sulit dibaca.
Prasasti Pagaruyung V
Diatas batu andesit tulisannya telah aus. Prasasti ini berasal dari
Ponggongan, kemudian dibawa ke Pagaruyung. Prasasti ini merupakan
pecahan dari dengan 5 baris tulisan. Hurufnya sudahaus. Pada baris ke-5
terdapat nama Adityawarman.
Prasasti Pagaruyung VI
Isi dari Prasasti Pagaruyung VI yaitu:
"Bahagia atas hasil karya Tumanggung Kudawira".
Berdasarkan bunyi kalimatnya, prasasti sebagai suatu tanda ucapan selamat kepada Tumanggung Kudawira. Walaupun belum mengenal dengan jelas siapa tokoh Tumanggung Kudawira, namun hasil karya itu dapat dihubungkan dengan siapnya pengairan Bandar Bapahat, sebuah pengairan tertua di Asia Tenggara."
Berdasarkan bunyi kalimatnya, prasasti sebagai suatu tanda ucapan selamat kepada Tumanggung Kudawira. Walaupun belum mengenal dengan jelas siapa tokoh Tumanggung Kudawira, namun hasil karya itu dapat dihubungkan dengan siapnya pengairan Bandar Bapahat, sebuah pengairan tertua di Asia Tenggara."
Prasasti Pagaruyung VII
Prasasti ini ditempatkan di Pagaruyung. Ukuran batunya kecil dan ditulis satu sisi dan berjumlah baris 16. Aksaranya kecil-kecil dan pahatannya dangkal, ditulis dalam bahasa Malayu Kuno. Tulisannya sudah banyak yang kabur dan aus sehingga banyak yang tidak terbaca.
Isi prasasti tersebut adalah :
Prasasti ini ditempatkan di Pagaruyung. Ukuran batunya kecil dan ditulis satu sisi dan berjumlah baris 16. Aksaranya kecil-kecil dan pahatannya dangkal, ditulis dalam bahasa Malayu Kuno. Tulisannya sudah banyak yang kabur dan aus sehingga banyak yang tidak terbaca.
Isi prasasti tersebut adalah :
1.Daha raja pra ….Artinya:
2.Purnarapi jawat madana pra
3.Raja dhiraja mat sri akarenbata
4.Rmma maha raja dhiraja lagi tiada bata (NG)
5.Nabatanna mwah banwa (trampa trukda)
6.Nagari pamuta (ka) Tuhan naipi
7.Manganban Tuhan Prapatih sa ….y
8.Mulihat tidaba nta tansu
9.Tunpa riba … ra kasi
10.Hunni parihayangasi yg mangmangi
11.Satyah haduta Srimaharajaddi…
12.Raja tuhani gha sri rata
13.Matu datu hananinh
14.Tuhan prapatih tudangma ngamang sua mangwa
15.Sumpah sunda hanat waya
1.Raja …..Prasasti Pagaruyung VIII
2.Yang senantiasa beramal (jumlah besar)
3.Segala raja yang mulia sri Akendrawarman
4.Penguasa para raja yang dahulu ditaklukkan dan dikalahkan
5.Dengan adanya perahu bambu
6.Yang di depan (terutama) adalah Tuhan, pemimpin
7.Yang memberi aba-aba adalah Tuhan perpatih (nama jabatan)
8.Ditarik supaya kembali
9.Disusun du ….
10.Yang selalu mengadakan pertemuan dengan rasa kasih sayang
11.Tatua yang bersumpah
12.Setia menjadi hiasan sri maharaja di …..
13.Raja (yandu) Tuhan gra sri ratu (dunia) sri
14.Datu (ratu) yang berada di ……
15.Tuhan perpatih bernama Tudang, bersumpah, apabila
16.Disumpah apa bila sedang berada di (pohon di tepi sungai) akan
dibunuh (disambar buaya).
Batu Basurek ini berasal dari Ponggongan, kemudian ditempatkan diPagaruyung. Prasasti ini dipahatkan pada sebuah batu berbentuk segi-4 tediri dari dua baris tulisan yang berbunyi:
1.Om titiwarsitha ratu ganata hadadi jestamoras dwidasa dirta dana satata lagu nrpokanatajana amara Wasita wasa]
2.Shukhasthita //0//
Artinya:
"Bahagia pada tahun Saka 1291 bulan jyesta tanggal 12 (adalah) seorang raja yang selalu ringan dalam berdana emas dan menjadi contoh bagaikan dewa (berbau) harum."
Prasasti ini mempunyai tanggal candrasengkala yang berbunyi "ratu ganata
hadadi", atau ratu bernilai 1, gana bernilai 9 dan hadadi 12, jadi
prasasti ini berangka tahun 1291 Saka, bulan jyesta (Mai, Juni) tanggal
12. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Sansekerta dengan sedikit bahasa
Jawa Kuno. Isi prasasti ini berupa pujian terhadap seorang raja
(Adityawarman ) yang disamakan dengan dewa.
Prasasti Ombilin
Prasasti Ombilin terletak di Ombilin, di tepian Danau Singkarak. Prasasti ini ditulis sendiri oleh Adityawarman. Prasasti ini telah patah sebelah atas,sehingga tinggal hanya 9 baris. Prasasti ini menyebutkan bahwa, "Ia (Adityawarman) mempunyai sifat sebagai matahari yang membakar orang jahat dan menolong orang yang baik”. Dan pada bagian terakhir prasasti itu dibunyikan :
"nahi nahi nrpawangsawidhyadharendra nahi nahi ….. dharmadharman-adityawarma//”Oleh de Casparis teks ini diterjemahkan :
"(meskipun) bukan keturunan raja-raja, (namun) ia adalah raja dari widhyadharma bangsanya."Widhyadhara berarti yang memegang ilmu pengetahuan dan dianggap maha tahu dan membantu manusia. Sloka ini tidak saja memuji Adityawarman yang memerintah selaku raja yang adil dan sangat pandai, melainkan juga menyinggung tentang asal usul Adityawarman.
Mengingat begitu mudahnya Adityawarman menjadi raja di Melayu, seharusnya prasasti Ombilin ini ditafsirkan dengan:
"(meskipun) bukan keturunan langsung dari raja, (namun) ia adalah raja dari widhyadhara bangsa".Sepanjang bukti sejarah yang lain pada batu basurek Kuburajo, ayahandanya adalah Adwayawarman dan dalam kitab Pararaton disebut 'dewa' dan tidak pernah memerintah sebagai raja Melayu. Karena itulah ia menyatakan dirinya memegang ilmu pengetahuan dan dianggap maha tahu dan membantu manusia untuk menjadiRaja di Kanakamedinindra (Prasasti Kuburajo).
Prasasti Rambatan
prasasti Rambatan ini ditemukan tahun 1950 di desa LimoSuku, Kepala
Koto, Kecamatan Rambatan terdapat sebuah batu bersurat Adityawarman,
yang disebut Prasasti Rambatan. Prasasti ini terdiri dari 6 baris
tulisan yang sudah aus. Bahasanya Melayu Kuno yang ditulis pada tahun
1291 Çaka atau 1370 Masehi. Di atas batu basurek itu ada gambar dua ekor
ular yang saling membelit. Gambar ini merupakan lambang dunia bawah.
Penganut agama Budha mencari kebenaran untuk mencapai dunia bawah atau
nirwana.
Pada prasasti tersebut terdapat jejak kaki Budha yang sekarang berada di desa Bodi, Rambatan, Kabupaten Tanah Datar. Tapak Budha disediakan Adityawarman sebagai tempat pemujaan bagi pengikut agama Budha. Adityawarman memerintah menterinya membuat cungkup untuk tempat berteduh bagi para peziarah Budha ke tempat itu.
Dari berbagai macam berita, arca, prasasti dan candi yang telah diwariskan oleh kerajaan Melayu dapat dipastikan bahwa kerajaan Melayu pada zamannya merupakan salah satu kerajaan yang besar dan berpengaruh di Sumatera dan Asia Tenggara.
Pada prasasti tersebut terdapat jejak kaki Budha yang sekarang berada di desa Bodi, Rambatan, Kabupaten Tanah Datar. Tapak Budha disediakan Adityawarman sebagai tempat pemujaan bagi pengikut agama Budha. Adityawarman memerintah menterinya membuat cungkup untuk tempat berteduh bagi para peziarah Budha ke tempat itu.
Dari berbagai macam berita, arca, prasasti dan candi yang telah diwariskan oleh kerajaan Melayu dapat dipastikan bahwa kerajaan Melayu pada zamannya merupakan salah satu kerajaan yang besar dan berpengaruh di Sumatera dan Asia Tenggara.
judi online sabung ayam di hp android & iphone
BalasHapusMinimal Deposit IDR 50.000,- Raih Kemenangan Anda Sekarang Juga 100% Tanpa Bot
Untuk Info, Bisa Hubungi Customer Service Kami ( SIAP MELAYANI 24 JAM ) :
WA: +628122222995
Silahkan di kunjungi ya teman teman 100% Memuaskan
BalasHapus> Hoki anda ada di sini <
1 USER ID UNTUK SEMUA GAME
Kami memberi bukti bukan Janji
Daftar sekarang juga di www.dewalotto.club
MIN DEPO & WD HANYA Rp.20.000,-
UNTUK INFORMASI SELANJUTNYA BISA HUB KAMI DI :
WHATSAPP : ( +855 69312579 ) 24 JAM ONLINE
MELAYANI TRANSAKSI VIA BANK :
BCA - MANDIRI - BRI - BNI - DANAMON-NIAGA
Raihlah Mimpi Anda Setiap Hari & Jadilah Pemenang !!!
Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.
BalasHapusNama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.
Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.
Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.
Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut