Eksotisme Candi Belahan
Indonesia merupakan bangsa besar
yang memiliki beragam warisan budaya yang kaya raya. Salah satu jejak
peninggalan tingginya peradaban Indonesia di masa lampau ialah candi. Ada
banyak candi yang hingga saat ini masih dapat disaksikan sebagai saksi bisu
keberadaan kerajaan-kerajaan nusantara, salah satunya adalah candi Belahan.
Candi Belahan merupakan salah situs terpenting peninggalan raja Airlangga dari kerajaan Kahuripan yang bebrasal dari abad ke-11. Masyarakat sekitar mengenal candi Belahan dengan nama Sumber Tetek, penamaan ini didasarkan oleh adanya dua arca dewi yang mengeluarkan air dari payudaranya (tetek). Candi Belahan terletak di desa terpencil di sisi timur gunung Penanggungan. Secara
administrasi, candi bersejarah ini masuk dalam kawasan Desa Wonosuryo,
Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.
Menurut catatan sejarah masa kedinastian di Indonesia, Candi Belahan
merupakan bangunan cagar budaya peninggalan raja Airlangga yang
termasyur di Jawa Timur. Candi ini dibangun sebagai petirtaan, tempat
pertapaan Prabu Airlangga beserta kedua permaisurinya, yaitu Dewi Laksmi
dan Dewi Sri.
Awalnya pada Candi Belahan terdapat arca yang diyakini sebagai arca
Prabu Airlangga yang berwujud Dewa Wisnu dengan empat tangan, yaitu
tangan kiri bagian belakang memegang sangka, sedangkan tangan kanan belakang menggenggam cakra,
semacam senjata berupa roda bergerigi yang dapat mengakhiri segala
kehidupan. Sementara kedua tangan yang lain membentuk sifat mudra, tulus bersemedi. Namun arca tersebut saat ini tersimpan di Museum Trowulan, Mojokerto dan hanya meninggalkan relungnya saja di candi Belahan.
Tepat di bawah arca Prabu Airlangga terdapat dua arca unik yang
menggambarkan dua permaisuri, Dewi Laksmi dan Dewi Sri. Keunikan kedua
arca tersebut terletak pada sumber mata air yang keluar dari payudara.
Mata air dari payudara ini merupakan simbol amarta, air yang
dipercaya mampu memberikan kekuatan, penyembuhan, dan bagi yang meminum
airnya, dapat memberikan khasiat awet muda. Meski Jawa Timur dilanda
musim kemarau berkepanjangan, air dari petirtaan Candi Belahan tetap
mengalir dan jatuh ke kolam berukuran 4x10 meter yang berada tepat di
bawahnya.
Jejak Gerhana di Candi Belahan
Jejak Gerhana di Candi Belahan
Catatan gerhana di Candi Belahan berupa
relief, menggambarkan sosok raksasa Batara Kala berambut ikal tanpa
tubuh dan kaki tetapi mempunyai tangan yang sedang menggenggam dan
hendak menelan medalion atau bulatan. Ada 3 makhluk kayangan terbang
disekitar kepala kala. Satu berada dibagian atas kepala Kala dan ada dua
sosok dibawah bulatan yang ditafsirkan sebagai Dewa Surya (Dewa
Matahari) dan Dewi Candra (Dewi Bulan). Bulatan itu diduga sebagai
matahari atau bulan. Ketika bulatan itu ditelan oleh Kala Rahu maka akan
menyebabkan gerhana Matahari/Bulan. Gambar di relief ini menunjukkan catatan gerhana bulan, gerhana matahari, atau keduanya.
Relief
Batara Kala itu sebagai sengkalan memet atau cara menyembunyikan angka
berbentuk gambar, relief, patung, atau ornamen. Bentuk relief Kala
menggigit Bulan itu ditafsirkan sebagai kalimat Kala anahut Candra (Kala
menggigit Bulan) atau bisa juga Candra sinahut Kala (Bulan digigit
Kala) yang menunjukkan angka 931 Saka (1009 Masehi).
Candi Belahan merupakan salah satu peninggalan masa kedinastian di Indonesia yang merepresentasikan tingginya nilai-nilai budaya yang dianut masyarakat nusantara. Kekayaan ini sudah sepatutnya dijaga dan dilestarikan, sebagai aset yang tak ternilai harganya. Pesona Indonesia
numpang promote ya min ^^
BalasHapusbuat kamu yang lagi bosan dan ingin mengisi waktu luang dengan menambah penghasilan yuk gabung di di situs kami www.fanspoker.com
kesempatan menang lebih besar yakin ngak nyesel deh ^^,di tunggu ya.
|| WA : +855964283802 || LINE : +855964283802 ||
bagus sekali yah candinya
BalasHapusElever Agency