Postingan

Tana Luwu Negeri Para Raja

Tana Luwu merupakan salah satu daerah yang terdapat di pulau Sulawesi, lebih tepatnya terletak di ujung utara provinsi Sulawesi Selatan. Dalam sejarah, Tana Luwu telah disebut-sebut dalam kitab I La Galigo di abad ke-13. Hal ini membuat Tana Luwu sebagai salah satu daerah tertua di pulau Sulawesi.  Tana Luwu telah melahirkan berbagai macam Raja, salah satu rajanya yang terkenal adalah Sawaregading. Sawaregading inilah yang dalam kitab I La Galigo disebut-sebut sebagai pembuat/pencipta dari kapal Phinisi.  Selain Sawaregading, terdapat raja-raja yang berasal dari Luwu, diantaranya adalah raja-raja Toraja, To Ugi (Bugis), Mangkassara' (Makassar), Mandar, Batu Licin, Paser, Penajem, Mbojo (Bima), Samawa (Sumbawa), Selangor, Johor dan Riau.

Kekayaan Budaya Toraja dalam Pemakaman

Masyarakat Toraja memiliki cara yang unik dalam menguburkan masyarakatnya yang meinggal. Pada zaman dulu suku Toraja akan dikuburkan di dinding tebing dan didalam gua. Masyarakat yang memiliki kelas sosial yang tinggi akan disemyamkan di bagian tertinggi tebing/gua. Sedangkan masyarakat dengan kelas sosial yang lebih rendah alan dikuburkan dibagian bawah tebing/gua.  Bagian tebing gua akan dibuat lubang untuk memasukkan peti jenazah. Jenazah yang disemayamkan di dalam gua akan diletakkan di rongga-rongga gua. Di depan tebing/gua kan diletkan foto atau Tau-tau, Tau-tau merupakan boneka kayu yang menyerupai mendiang yang dikuburkan di dalam tebing/gua.  Di era modern, orang Toraja tidak hanya diburkan di dinding tebing/gua. Sebagian dari mereka memilih untuk dibuat kan Patane, Patane merupakan kuburan khas Toraja yang berbentuk seperti rumah. Patane alan diisi oleh jenazah dari satu keuarga besar. Di depan Patane akan diletakkan foto atau tau-tau dari jenazah yang dimakamkan di

Sembilan Mata Uang Kuno Indonesia di Era Kerajaan

Gambar
Peradaban Indonesia kuno sudah mengenal sistem mata uang sejak abad ke-9 Masehi, bahkan bisa saja lebih awal. Kehadiran mata uang di Indonesia adalah akibat dari aktivitas perdagangan yang semakin kompleks. Letak geografis kepulauan Indonesia yang strategis menjadikan kepulauan Indonesia sebagai salah satu jalur pelayaran perdagangan internasional yang menghubungkan dunia barat dan timur. Pedagang-pedagang dari berbagai bangsa, terutama dari India, Tiongkok dan Arab melakukan perdagangan di kota-kota  kuno Indonesia dan menjalin hubungan dagang dengan penguasa-penguasa di berbagai daerah di Indonesia. Dalam hubungan dagang tersebut tentu saja dibutuhkan alat tukar berupa uang. Sejarah mencatat bahwa mata uang tertua di Indonesia ditemukan di Yogyakarta dan Jawa Tengah. Uang tersebut merupakan alat tukar yang digunakan oleh penduduk kerajaan Mataram Kuno. Sejauh ini, Mataram Kuno merupakan kerajaan pertama di Indonesia yang menggunakan sistem mata uang lokal, yakni sekitar tahu

Cerita Panji, Pengaruh Indonesia Kuno di Asia Tenggara

Gambar
Cerita Panji merupakan karya sastra asli Indonesia yang berasal dari Jawa Kuno. Cerita Panji pertama kali diciptakan di Jawa Timur pada abad ke-11 Masehi pada masa kerajaan Kediri. Cerita ini terus berkembang di kerajaan-kerajaan besar yang berpusat di Jawa Timur seperti kerajaan Singasari, dan perkembangannya mencapai puncaknya pada masa Majapahit. Pada masa Majapahit inilah kemudian cerita Panji menyebar ke Asia Tenggara. Setelah Majapahit runtuh cerita Panji tetap berkembang namun pusatnya bukan lagi di Jawa Timur tapi di Jawa Tengah yaitu di wilayah Mataram Islam (Surakarta-Yogyakarta). Di Era Modern kita masih bisa menyaksikan keindahan cerita Panji terutama di Bali, Jawa dan beberapa negara Asia Tenggara. Lalu bagaimana sejarah penyebaran cerita Panji di Asia Tenggara?  Malaysia Malaysia merupakan negara yang secara geografis sangat dekat dengan Indonesia. Perkembangan cerita Panji di Malaysia tidak terelpas dari pengaruh Majapahit. Wilayah Hujung Medini (Semenanjung Mal

Sandeq, Jejak Maritim Suku Mandar

Mandar merupakan salah satu suku maritim yang mendiami provinsi Sulawesi Barat. Sulawesi Barat memiliki semboyan “dotta lele ruppu dari na lele di dolangang” yang berarti lebih baik hancur perahu daripada mundur dalam pelayaran. Semboyan tersebut menggambarkan betapa kuatnya budaya maritim suku Mandar. Hal ini tidak bisa dilepaskan dari geografis Sulawesi Barat yang berada di pesisir selat Makassar. Suku Mandar bersama dengan suku Bugis dan Makassar di Sulawesi Selatan merupakan suku bangsa pelaut yang sangat tersohor. Salah satu kebudayaan kemaritiman dari suku Mandar adalah perahu. Salah satu perahu suku Mandar yang paling terkenal adalah perahu Sandeq. Sandeq adalah Mandar dan Mandar adalah Sandeq karena Sandeq lahir dan diciptakan oleh suku Mandar.  Sebelumnya perahu Sandeq memiliki nama perahu pakur, yakni jenis perahu bercadik yang masih kasar dan lebih lebar bentuknya. Pakur kemudian berevolusi menjadi Sandeq yang berukuran lebih kecil dan ramping dibandingkan dengan Pa

Ratu Kalinyamat, Ratu Perkasa dari Jepara

Gambar
@juristhegreat Pintu gerbang Astana Mantingan dalam gaya gapura paduraksa Majapahit. Pintu gerbang ini merupakan pintu masuk ke makam Sultan Hadlirin, Syeh Siti Jenar dan Ratu Kalinyamat. Pada nisan makam terdapat relief Surya Majapahit karena Ratu Kalinyamat masih keturunan Majapahit dari Prabu Brawijaya yang menikah dengan Putri Tiongkok. Dalam sejarah, Ratu Kalinyamat dikenal sebagai perempuan yang tangguh dan bersikap anti terhadap Portugis. Pada tahun 1550 ia mengirim 4.000 tentara Jepara dalam 40 kapal untuk membantu Sultan Johor membebaskan Malaka dari Portugis. Pasukan gabungan Melayu dan Jepara berhasil merebut sebagian Malaka. Namun Portugis berhasil membalasnya. Prajurit Jepara yang berhasil kembali ke Jawa tidak lebih dari setengah yang berhasil meninggalkan Malaka. Ratu Kalinyamat tidak pernah jera. Pada tahun 1565 ia memenuhi permintaan orang-orang Hitu di Ambon untuk menghadapi gangguan bangsa Portugis dan kaum Hative. Pada tahun 1573 , sulta