Aksara Rencong Sebagai Kekayaan Budaya Indonesia Dalam Sistem Tulisan

 Aksarara Rencong merupakan aksara yang berkembang di Sumatera bagian Selatan, Indonesia. Aksara rencong merujuk pada aksara Surat Ulu (Aksara Ulu) yang digunakan di kawasan ulu (pegunungan) Sumatra, Indonesia. Perkembangan aksara ini meliputi wilayah Lampung, Bengkulu, Rejang, Kerinci, Palembang dan Minangkabau. Aksara Rencong sendiri satu akar dengan beberapa aksara yang terdapat di Suamtera bagian Selatan yaitu Aksara Incung (Kerinci), aksara Rejang dan aksara Lampung. Bersama dengan aksara-aksara daerah lain di Sumatra, Surat Ulu (Aksara Ulu) merupakan turunan dari Aksara Pallawa. Pada masa lalu surat ulu dituliskan pada bambu, tanduk kerbau, dan kulit kayu. Aksara Ulu yang kadang-kadang juga dinamakan Aksara KaGaNga berdasarkan tiga huruf pertama dalam urutan abjadnya, masih serumpun dengan Surat Batak (aksara Batak) di Sumatera Utara. Pada perkembangannya aksara ini tergantikan oleh aksara Arab atau Jawi setelah datangnya agama Islam di Sumatera. 


Beberapa prasasti yang di temukan di Sumatera mengunakan aksara Rencong seperti Prasasti Kota Kapur di Bangka. Selain itu beberapa kitab kuno yang ada di Sumatera bagian Selatan menggunakan aksara Rencong seperti Naskah Tanjung Tanah. Naskah Tanjung tanah merupakan kitab undang-undang yang dikeluarkan oleh kerajaan Melayu pada abad ke-14. Naskah ini merupakan naskah Melayu yang tertua, dan juga satu-satunya yang tertulis dalam aksara pasca-Palawa yang juga disebut sebagai aksara Rencong, dan naskah pada kitab ini masih menggunakan bahasa Sanskerta. Naskah Tanjung Tanah merupakan Naskah Melayu tertua yang pernah ditemukan di Dunia.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kapal Kuno Borobudur Sebagai Bukti Nenek Moyang Bangsa Indonesia Adalah Pelaut Ulung

Kerajaan Melayu Salah Satu Kerajaan Awal di Sumatera

Arca Budha Tertua di Indonesia